Psikologi pendidikan : Makalah kelompok 2 yang berjudul Belajar Dan Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia berkembang begitu pesatnya. Segala sesuatu yang semula tidak bisa dikerjakan, kini dengan mudah dapat dilakukan oleh semua orang. Semua itu tidak lain karena adanya pendidikan yang pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Di dalam proses pendidikan terdapat dua istilah yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan, yaitu Belajar dan Pembelajaran.
Pada hakikatnya belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana dan memberikan pelayanan agar siswa dapat belajar dengan baik. Oleh karena itu seorang pendidik harus paham bagaimana agar siswa dapat memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya secara optimal. Untuk itu perlu dibahas bagaimana belajar dan pembelajaran yang baik dan efektif.
Pembelajaran sesungguhnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa belajar.. Belajar lebih menekankan pada siswa dan proses yang menyertai dalam rangka perubahan tingkah lakunya. Sedangkan pembelajaran lebih menekankan pada guru dalam rangka untuk membuat siswa dapat belajar. Oleh karena itu makalah ini akan membahas tentang belajar dan pembelajaran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu belajar dan pembelajaran?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar?
3. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran?
4. Apa saja komponen-kompenan Sistem Pembelajaran?
5. Apa itu proses dan fase belajar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari belajar dan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran.
4. Untuk mengetahui komponen-kompenan Sistem Pembelajaran.
5. Untuk mengetahui komponen-kompenan Sistem Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Belajar dan Pembelajaran
1.Pengertian Belajar
Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam semua hal, baik dalam hal ilmu pengetahuan maupun dalam hal bidang keterampilan atau kecakapan. Misalnya seorang bayi, dia harus belajar berbagai kecakapan terutama sekali kecakapan motorik seperti; belajar menelungkup, duduk, merangkak, berdiri atau berjalan.
Belajar juga dikatakan mendapatkan sesuatu yang baru dan menghasilkan perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan yang baru. Sebelum belajar seseorang mungkin tidak memiliki pengetahuan tertentu akan tetapi setelah belajar memilikinya. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu sangat dangkal akan tetapi setelah belajar menjadi lebih dalam. Seseorang dapat saja merasa kurang nyaman akan tetapi setelah belajar berubah menjadi lebih nyaman. Sebelum belajar seseorang dapat kurang menyetujui sesuatu tetapi setelah belajar menjadi setuju. Seseorang dapat saja tidak terampil melakukan sesuatu tetapi setelah belajar menjadi terampil. Sebelum belajar seseorang dapat saja kurang memperdulikan sesuatu tetapi setelah belajar berubah menjadi lebih tanggung jawab terhadap sesuatu.
Berikut beberapa defenisi belajar menurut para ahli:
Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,1988:2).
Menurut James Owhittaker sebagaimana dikutip Abu Ahmadi adalah : Learnig in the process by which behavior (in the broader sense originated of changer through pracice or training). Artinya belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan. (Abu Ahmadi dkk,1991:119).
Menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar menggunakan panca inderanya. Menurut Stern menyatakan bahwa belajar itu membawa perubahan dalam arti be bavioral changes, aktual maupun potensial.
Jadi dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses mendapatkan sesuatu yang baru dari yang tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari yang tidak mampu menjadi mampu dan dari yang tidak bertanggung jawab menjadi bertanggung jawab sehingga menghasilkan suatu perubahan.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Wenger (1998: 227; 2006: 1) mengatakan, “Pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi dimana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara individual, kolektif, ataupun sosial.”
Hausstatter dan Nordkvelle (1978) mengatakan bahwa pembelajaran merefleksikan pengetahuan konseptual yang digunakan secara luas dan memiliki banyak makna yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa konsep mengenai pembelajaran yang sering kali menjadi fokus riset dan studi selama ini:
Pembelajaran bersifat psikologis. Dalam hal ini, pembelajaran dideskripsikan dengan merujuk pada apa yang terjadi dalam diri manusia secara psikologis.
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya, yang artinya proses-proses psikologis tidak terlalu banyak tersentuh disini.
Pembelajaran merupakan produk dari lingkungan eksperiental seseorang, terkait dengan bagaimana ia merespon lingkungan tersebut.
Jadi pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi banyak faktor, yang jelas, ia merupakan rekonstruksi dari pengalaman masa lalu yang berpengaruh terhadap perilaku dan kapasitas seseorang atau kelompok.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
1. Faktor-faktor nonsosial dalam belajar
Kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperti misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran).
2.Faktor-faktor sosial dalam belajar
Faktor-faktor sosial dalam belajar adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak kali mengganggu belajar itu misalnya, kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap di samping kelas atau seseorang sedang belajar di kamar, satu atau dua orang hilir mudik keluar masuk kamar belajar itu, dan sebagainya.
3.Faktor-faktor fisiologis dalam belajar
Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
A. Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah.
Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah.
B.Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi panca indera.
Panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan panca inderanya. Baiknya berfungsinya panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem persekolahan dewasa ini di antara panca indera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga.
4. Faktor-faktor psikologi dalam belajar
Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:
1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.
4. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
5. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar.
C. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran
1. Faktor guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu starategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Layaknya seorang prajurit di medan pertempuran.
Keberhasilan penerapan strategi berperang untuk menghancurkan musuh akan sangat bergantung kepada kualitas prajurit itu sendiri. Demekian juga dengan guru, keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran.
Keberhasilan penerapan strategi berperang untuk menghancurkan musuh akan sangat bergantung kepada kualitas prajurit itu sendiri. Demekian juga dengan guru, keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang di ajaranya, tetapi juga sebagai pengelolah pembelajaran (manager of learning). Dengan demekian, efektifitas proses pembelajaran terletak di punda guru. Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Norman kirby (1981) menyatakan: “one underlying emphasis should be noticeable:that the quality ofthe teacher is the essential, constant feature in the success of any educational system”. Menurut dunkin (1974)ada sejumlah aspek yang dapat memengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu teacher formative experience, teacher training experience dan teacher properties.
Teacher formative experince, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.
Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru.
Teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profensinya, sikap guru terhadap siswa, kemampuan atau inteligensi.
2. faktor siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembanganya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadianya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anka pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
3. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara lansung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran,perlengakapan sekolah, dan lain sebagainya, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaran proses pembelajaran dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat memengaruhi proses pembelajaran.
4. Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat memgaruhi proses pembelajaran, yaitu
A. faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologi.
A. faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologi.
Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa memengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B. Faktor iklim sosial-psikologis maksudnya, keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal atau eksternal. Iklim sosial-psikologi secara internal adalah hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah misalnya, antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara guru dengan guru, bahkan antara guru dengan pimpinan.
C. Faktor sosial-psikologi secara eksternal adalah keharmonisan hubungan pihak sekolah dengan luar, misalnya hubungan sekolah dengan orang tau siswa, hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga masyarakat dan lain sebagainya.
D. Komponen-kompenan Sistem Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Namun demikian, kita akan sulit melihat bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, oleh karena perubahan tingkah laku berhubungan dengan perubahan sistem syaraf dan perubahan energi yang sulit dilihat dan diraba. Oleh sebab itu, terjadinya proses perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri, atau para ahli psikologi menamakannya sebagai kotak hitam (black box).
Maka dapat dilihat bahwa telah terjadi proses belajar pada diri sendiri seseorang (S) manakalah terjadi perubahan dari S sebagai input menjadi S1 sebagai outpout. Misalnya sebelum seseorang mengalami proses belajar, ia tidak tahu konsep tentang “X”, tepi setelah ia mengalami proses pembelajaran, ia jadi paham tentang konsep “X”. Dengan demikian dapat dikatakan seseorang itu telah belajar. Sebaliknya, manakala sebelum mengalami proses pembelajaran ia tidak tahu tentang “X”, dan setelah ia mengalami proses pembelajaran masih tetap tidak tahu tentang “X”,maka dapat dikatakan bahwa sebenarnya ia tidak belajar atau proses pembelajaranya dianggap gagal. Nah dengan demikian efektifitas pembelajaran atau belajar dan tidaknya seseorang tidak dapat dilihat dari aktivitasnya selama terjadinya proses belajar, tetapi hanya bisa dilihat dari adanya perubahan dari sebelum dan sesudah terjadi proses pembelajaran. Seseorang siswa yang sepertinya aktif belajar yang ditunjukkan dengan caranya memerhatikan guru dan rapinya ia membuat catatan, belum tentu ia belajar dengan baik manakala ia tidak menunjukkan adanya perubahan perilaku.
E. Proses dan fase belajar
Menurut Chaplin (1972), proses adalah Any change in any object or organism, particularly a behavioral or psychological change. (Proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan). Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber, 1998). Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.
Menurut Jerome S. Bruner salah seorang penentang teori S-R Bond (Barlow, 1985), dalam proses belajar, siswa menempuh tiga episode atau fase yakni:
Fase informasi (tahap penerimaan materi).
Fase transformasi (tahap pengubahan materi).
Fase evaluasi (tahap penilaian materi).
Menurut Witting (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tahapan-tahapan yang mencakup:
Acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi).
Storage (tahap penyimpanan informasi).
Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses mendapatkan sesuatu yang baru dari yang tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari yang tidak mampu menjadi mampu dan dari yang tidak bertanggung jawab menjadi bertanggung jawab sehingga menghasilkan suatu perubahan. Pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi banyak faktor, yang merupakan rekonstruksi dari pengalaman masa lalu yang berpengaruh terhadap perilaku dan kapasitas seseorang atau kelompok.
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: faktor-faktor nonsosial dalam belajar, faktor-faktor sosial dalam belajar, faktor-faktor fisiologis dalam belajar, dan faktor-faktor psikolo dalam belajar. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran yaitu; faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, faktor lingkungan,
Saran
Makalah ini terdapat banyak kesalahan didalam penulisannya, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari bapak Dosen pembimbing demi perbaikan makalah yang selanjutnya, serta menuju arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Miftahul, 2018. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Isu-isu Metodis
dan Paradigmatis), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mardianto, 2018. Psikologi Pendidikan (Landasan Untuk Pengembangan Strategi
Pembelajaran), Medan: Perdan Publishing.
Milfayetty, Sri, dkk, 2018. Psikologi Pendidikan, Medan: Pps Unimed.
Sanjaya, H. Wina, 2006. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses
Pendidikan), Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Suryabrata, Sumadi, 2011. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Syah,Muhibbin, 2010. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Comments
Post a Comment